BERITA TERBARU HARI INI

BERITA TERBARU HARI INI

Suara Bising Tak Hanya Ganggu Pendengaran, Tapi Juga Pengaruhi Kesehatan Otak

BERITA TERBARU HARI INI – Suara Bising Tak Hanya Ganggu Pendengaran, Tapi Juga Pengaruhi Kesehatan Otak. Sophie Balk sangat suka menari. Dia sering mengikuti kompetisi dansa dan melakukan tarian West Coast Swing (tarian berpasangan yang meliuk-liuk). Pada awalnya, volume musik tidak mengganggunya. Namun setelah beberapa saat, telinganya mulai terasa sakit. Kadang-kadang telinganya berdenging saat dia meninggalkan klub dansa. Pada akhirnya, Balk mengalami gangguan pendengaran yang disebut tinnitus (dengung tanpa henti di telinganya.)

“Ketika kita pergi ke luar rumah, kita melindungi kulit kita dari sengatan matahari dengan menutupinya atau memakai tabir surya,” kata Balk. Namun, ia menambahkan, “Kita tidak berpikir untuk melindungi pendengaran kita dengan cara yang sama.”

Balk adalah seorang dokter anak di Rumah Sakit Anak di Montefiore, New York City. Dia sekarang mengajar dokter lain tentang risiko yang ditimbulkan oleh kebisingan.

Mengutip dari Science News Explore, Sabtu (29/6/2024) suara keras adalah sumber utama masalah kesehatan di sekitar kita. Di beberapa tempat, hal ini menempati urutan kedua setelah polusi udara, menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Dalam hal kebisingan, masalah pendengaran adalah risiko yang paling umum. Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa kebisingan juga ternyata memengaruhi kesehatan otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa suara yang tidak memicu gangguan pendengaran pun dapat membahayakan kita.

Seperti suara mobil, mesin pemotong rumput, dan sumber-sumber lain yang kita dengar sehari-hari dikaitkan dengan stres, kurang tidur, masalah belajar, dan bahkan penyakit jantung.

Maka sudah jelas bahwa suara bising lebih dari sekadar distraksi yang mengganggu, tapi lebih dari itu.

Bagaimana Suara Bising dapat Mengganggu Pendengaran

“Kita telah mengetahui selama berabad-abad bahwa terlalu banyak kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran,” kata Richard Neitzel, bekerja di Universitas Michigan di Ann Arbor. Sekitar 200 tahun yang lalu, ada laporan tentang pandai besi yang mengalami gangguan pendengaran karena terus menerus mendengat logam dipalu.

Neitzel adalah seorang ahli higiene industri, seseorang yang mempelajari cara menjaga orang tetap sehat di tempat kerja. “Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kebisingan dan kesehatan,” katanya, “berasal dari penelitian terhadap para pekerja yang bekerja dengan suara keras.”

Suara yang sangat keras dapat merusak sel-sel kecil di dalam telinga kita. Sel-sel yang disebut sel rambut ini menangkap getaran suara dari udara. Suara keras juga dapat merusak saraf pendengaran yang membawa sinyal dari sel-sel rambut ke otak.

Risiko yang ditimbulkan oleh suara tertentu akan bergantung pada volumenya, nada dan berapa lama suara tersebut bertahan. Suara paling lembut yang dapat kita dengar disebut nol desibel, sedangkan kita biasanya berkomunikasi pada sekitar 60 desibel. Mesin pemotong rumput bertenaga gas dengan suara sekitar 95 desibel.

Suara yang terdengar antara 100 dan 120 desibel dapat mulai terasa menyakitkan. Namun, suara yang cukup keras sekalipun seperti lalu lintas jalan yang sibuk dapat menyebabkan gangguan jika kita mendengarnya selama berjam-jam.

Saat ini, sekitar satu dari setiap delapan anak dan remaja mengalami kerusakan pendengaran permanen akibat terpapar terlalu banyak suara, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS).

Menurut penelitian, untuk menghindari gangguan pendengaran, anak-anak tidak boleh mendengar suara yang lebih keras dari 75 desibel. Itu hampir sama kerasnya dengan penyedot debu.

Namun, ada hal lain yang membuat kita merasakan suara lebih dari sekadar tingkat desibel yang sampai ke telinga kita. Penelitian baru mengeksplorasi bagaimana otak memahami apa yang kita dengar – dan mengapa beberapa suara terasa tidak menyenangkan, meskipun tidak terlalu keras.

Kebisingan dan Hubungannya dengan Otak

Suara Bising Tak Hanya Ganggu Pendengaran, Tapi Juga Pengaruhi Kesehatan Otak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas