BERITA TERBARU HARI INI – Rempah Rendang Sapi Khas Minang yang Wajib Ada, Begini Sejarah dan Resepnya. Rendang merupakan salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang mendunia. Pengakuan global terhadap kelezatan rendang semakin menguat setelah masakan ini terpilih sebagai makanan terlezat nomor satu di dunia oleh pembaca dalam survei yang dilakukan oleh Cable News Network (CNN) dari tahun 2011 hingga 2017.
Rendang awalnya adalah masakan berbahan dasar daging kerbau, yang memiliki nilai penting dalam kebudayaan Sumatera Barat. Proses memasak rendang melibatkan berbagai macam bumbu yang dihaluskan, seperti jahe, kunyit, lengkuas, cabai, bawang, dan berbagai rempah lainnya. Selain rempah rendang sapi yang harus ada, santan digunakan sebagai pengental yang memberikan cita rasa khas dan tekstur yang kaya pada rendang.
Proses memasak yang panjang dan perlahan membuat rempah rendang sapi meresap sempurna ke dalam daging, menghasilkan cita rasa yang mendalam dan kompleks. Bagi masyarakat Sumatera Barat, rendang adalah bagian integral dari kehidupan kuliner mereka yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Berikut jenis rempah rendang sapi yang wajib ada, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (17/6/2024).
Jenis Rempah Rendang Sapi
Rendang adalah masakan khas Sumatra Barat yang kaya akan bumbu dan rempah. Berikut adalah rempah-rempah yang wajib ada dalam pembuatan rendang.
- Lada putih
- Lada hitam
- Kayu manis
- Cengkih
- Pala
- Bunga lawang (adas bintang)
- Ketumbar
- Adas manis
- Jinten
- Kapulaga
Selain rempah-rempah di atas, rendang juga menggunakan berbagai bahan lain yang dihaluskan seperti,
- Jahe
- Kunyit
- Lengkuas
- Cabai
- Bawang merah
- Bawang putih
Tambahan rempah dan bahan lainnya yang sering digunakan dalam pembuatan rendang:
- Serai
- Asam kandis
- Daun jeruk
- Daun salam
- Daun kunyit
Sejarah Rendang yang Kaya Rempah
Rendang adalah salah satu kuliner paling ikonik dari Sumatera Barat, yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Minang sejak zaman nenek moyang. Meskipun asal-usul pasti rendang tidak diketahui secara tertulis, para peneliti menduga bahwa rendang muncul bersamaan dengan acara adat pertama yang diadakan oleh masyarakat Minang, di mana rendang disajikan sebagai hidangan istimewa untuk tamu.
Literatur awal abad ke-19 mencatat tentang rendang sebagai masakan tradisional Minangkabau, namun menurut Gusti Anan, sejarawan dari Universitas Andalas, rendang telah ada sejak abad ke-16. Catatan ini didukung oleh sejarah perantauan masyarakat Minang ke Selat Malaka dan Singapura yang memakan waktu lama, sehingga mereka memerlukan bekal makanan tahan lama seperti rendang. Pembukaan kampung baru oleh masyarakat Minang di wilayah pantai timur Sumatra hingga Singapura, Malaka, dan Malaysia pada abad ke-16 juga menunjukkan penggunaan rendang sebagai bekal perjalanan, yang memperkenalkan rendang ke luar Sumatra Barat.
Sejarah rendang juga terkait dengan kedatangan orang-orang India pada awal abad ke-14 untuk berdagang di Minangkabau. Interaksi budaya ini memperkenalkan penggunaan bumbu dan rempah dalam memasak, mirip dengan masakan kari dari India. Pendapat ini didukung oleh penggunaan santan kelapa dalam rendang, serupa dengan kari India, serta pernyataan dari ahli waris Kerajaan Pagaruyung yang menyebutkan kemungkinan rendang sebagai pengembangan dari kari yang diproses lebih lanjut hingga lebih kering dan tahan lama.
Bagi masyarakat Minang, rendang memiliki makna mendalam dan menjadi simbol identitas mereka. Rendang dianggap sebagai makanan terhormat yang disajikan dalam acara-acara adat sakral seperti upacara penobatan datuk, pernikahan, dan makan bajamba. Jenis rendang yang disajikan pun berbeda-beda sesuai dengan fungsinya dalam berbagai acara adat.
Dari perspektif gastronomi, rendang mencerminkan filosofi masyarakat Minangkabau tentang kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan. Proses memasak yang lama membutuhkan kesabaran dan ketekunan, serta kebijaksanaan dalam mengatur api. Setiap bahan dalam rendang juga memiliki filosofi, daging melambangkan kesejahteraan, rempah rendang sapi melambangkan peningkatan, santan kelapa melambangkan persatuan, dan cabai merah melambangkan pelajaran baik. Bagi masyarakat Minang, rendang lebih dari sekadar makanan; ia melambangkan orang-orang yang dituakan, intelektual yang mempersatukan, alim ulama yang tegas, dan persatuan setiap individu dalam masyarakat.
Penyebaran rendang di Sumatra Barat berawal dari tiga daerah utama, yaitu Luhak Agam, Luhak Limo Puluah, dan Luhak Tanah Data. Dari sini, rendang menyebar ke seluruh Sumatera Barat, menghasilkan berbagai variasi rendang berdasarkan ketersediaan bahan dan kondisi lingkungan setempat. Terdapat sekitar 400 jenis rendang di Sumatera Barat, masing-masing dengan ciri khasnya, seperti randang lokan dari Painan, randang itik dari Bukittinggi, dan randang sapuluik itam dari Payakumbuh.
Proses memasak rendang melibatkan menumis bumbu hingga harum, memasukkan daging, menambahkan air, dan memasak hingga air menyusut. Santan kemudian ditambahkan dan diaduk perlahan hingga mengental dan mengering selama 5 hingga 7 jam dengan api kecil. Rempah rendang sapi menghasilkan cita rasa yang khas dan dikenal di seluruh dunia.
Resep Bumbu Rendang Khas Minang
Bahan-bahan
- Kelapa parut segar 10 sendok makan
- Lada putih 1 sendok teh
- Lada hitam ½ sendok teh
- Kayu manis 5 cm
- Cengkih 8 buah
- Pala 1 biji
- Bunga lawang (adas bintang) 3 buah
- Ketumbar 2 sendok teh
- Adas manis ½ sendok teh
- Jinten 1 sendok teh
- Kapulaga 6 butir
- Cabai rawit 2 ons (atau sesuai selera)
- Cabai merah 2 ons
- Bawang putih 1 ons
- Bawang merah 1,5 ons
- Lengkuas 1 ons
- Jahe 1 ons
- Santan dari 3 butir kelapa
- Serai 2 batang
- Daun salam 6 lembar
- Daun jeruk 6 lembar, iris tipis
- Daun kunyit 3 lembar, iris tipis
- Garam 2 sendok teh
Cara Membuat
- Sangrai kelapa parut hingga berwarna cokelat.
- Ulek kelapa yang sudah disangrai hingga berwarna cokelat tua dan mengeluarkan minyak. Sisihkan.
- Sangrai 10 jenis rempah-rempah hingga harum.
- Haluskan rempah-rempah yang sudah disangrai, kemudian sisihkan.
- Haluskan cabai merah dan cabai rawit. Sisihkan.
- Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe, dan lengkuas. Sisihkan.
- Masak santan bersama cabai halus dan bumbu putih halus. Aduk terus hingga mendidih.
- Masukkan serai, daun jeruk, daun kunyit, dan daun salam ke dalam santan yang sudah mendidih.
- Masukkan rempah halus yang sudah disiapkan ke dalam kuah santan.
- Masukkan kelapa ulek dan garam. Aduk hingga rata.
- Setelah kuah mengental, masukkan 1 kilogram daging sapi yang telah dipotong-potong.
- Masukkan kentang baby jika diinginkan (opsional).
- Aduk terus rendang tanpa berhenti selama 3 jam hingga kuah mengental dan mengeluarkan minyak.
- Rendang siap disajikan.